pengunjung

Kamis, 06 Oktober 2011

Pemungutan Suara di UNESCO, Palestina Raih Kemenangan Pertama

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Palestina telah meraih kemenangan diplomatik pertama dalam upaya memperoleh negara saat komite pelaksana UNESCO mendukung usahanya untuk menjadi anggota, tindakan yang dipandang "tak dapat dijelaskan" oleh Amerika Serikat.

Sekutu Palestina di dunia Arab tak peduli dengan tekanan diplomatik AS serta Prancis dan mengajukan mosi tersebut ke negara anggota komite tersebut, yang mensahkannya dengan 40 suara mendukung dan empat menentang, serta 14 abstein.

Upaya Palestina sekarang diajukan ke Sidang Majelis Umum badan kebudayaan PBB itu pada akhir Oktober untuk pengesahan akhir. Amerika Serikat mendesak semua delegasi agar memberi suara "tidak" di Sidang Majelis Umum, demikian laporan AFP.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan keputusan UNESCO tersebut "membingungkan" saat Dewan Keamanan PBB mempertimbangkan permintaan dari Palestina bagi keanggotaan PBB --yang ditentang oleh Amerika Serikat.

Ketika berbicara kepada wartawan selama perjalanan ke Republik Dominika, ia menjawab, "Saya mendapati sangat membingungkan dan agak tak bisa dipercaya bahwa ada organ PBB membuat keputusan mengenai negara atau status negara sementara masalah itu telah diajukan ke PBB."

Hillary berkeras "keputusan mengenai status harus dibuat di PBB dan bukan di kelompok pembantu".

Anggota parlemen dari partai Republik Kay Granger, yang memimpin subkomite yang menyalurkan uang buat tujuan diplomatik mengatakan dalam satu pernyataan ia "akan menyarankan agar semua dana dihentikan", kalau UNESCO menerima Palestina sebagai negara.

Dalam beberapa pekan Dewan Keamanan PBB akan melakukan pemungutan suara mengenai permintaan sebagai anggota, yang diajukan Presiden Palestina Mahmoud Abbas Ban Ki-moon pada 23 September.

Amerika Serikat memiliki hak veto di Dewan Keamanan, dan telah menyatakan akan memveto setiap upaya menjadi negara sebelum Palestina mencapai kesepakatan dengan sekutu AS, Israel, mengenai sengketa wilayah --yang telah berlangsung lama.

Tapi tak ada negara yang memilik hak veto di komite UNESCO, dan suara "tidak" Washington di Paris tak cukup untuk menghentikan mosi tersebut. Para pemimpin Palestina telah mengatakan mereka menghadapi tekanan kuat diplomatik agar meninggalkan permohonan sebagai anggota.

Namun, Spanyol menyatakan negara itu tampaknya akan mendukung rekomendasi komite pelaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar